gsersnews, 3/4/2022. Isra’ Mi’raj merupakan dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW hanya dalam waktu satu malam. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Baginda Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan sholat lima waktu sehari semalam.
Peristiwa Isra’ Mi’raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra’, Nabi Muhammad SAW “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa.
“Maha suci Allah yang menjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil
Haram ke Majidil Agsha yang Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan
kepadanya sebahagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. (OS. 17.Al-Isra’ 1)
Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW “dinaikkan” ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Rosulullah SAW mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan sholat lima waktu.
“Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul
Muntaha) ada syurga tempat tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha
diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu
Gan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-
tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (AS. An-Najm:13-18)
Peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga bagi umat Islam, karena ketika inilah sholat lima waktu diwajibkan dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha. Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk memperingati, mengenang, dan mengagungkan peristiwa Isra’ Mi’raj yang teramat bersejarah sepanjang peradaban kehidupan manusia.
Untuk memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj di SMA Kartika I-5 Padang menyelenggarakan pengajian Isra’ Mi’raj Baginda Nabi Muhammad SAW 1443 H / 2022 M yang diisi oleh Ustad Dr. Budi Santoso, MA dan di buka kegiatan ini sebelumnya oleh Kepala SMA Kartika I-5 Padang, Yetti, S. Pd. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 04 Maret 2020 pukul 08.00 WIB s.d selesai di lapangan terbuka SMA Kartika I-5 Padang.
Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah :
- Menambah wawasan siswa/siswi SMA Kartika I-5 Padang
- Menjalin silaturahmi antar warga sekolah
- Melaksanakan program kerja tahunan SMA Kartika I-5 Padang
- Membanggakan dan mengharumkan nama baik SMA Kartika I-5 Padang
“sebagai umat islam kita diwajibkan menjaga sholat lima waktu, sholat merupakan kebutuhan bagi kita semua agar terhindar dari perbuatan keji atau perbuatan mungkar juga supaya kita selamat nantinya di dunia dan di akhirat”, ungkap Yetti, S. Pd
Dalam isi penyampaian Ustad Dr. Budi Santoso, MA menyampaikan hikmah peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang terdiri dari tiga yaitu;
- memperkokoh keyakinan kita kepada Allah SWT
- mengajarkan kepada kita untuk hidup optimis
- mengajarkan kepada kita pentingnya melaksanakan shalat
Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dapat di tinjau secara Iman dan Saintik, lanjut Ustad Dr. Budi Santoso, MA
Jika kita lihat peristiwa tersebut dapat di buktikan dengan pendekatan Saintik dengan menggunakan Teori Albert Einstein yang di sebut dengan Teori Relativitas
Teori Relativitas
Theori Relativitas membahas mengenai Struktur Ruang dan Waktu serta mengenai hal hal yang
berhubungan dengan Gravitasi. Theori relativitas terdiri dari dua teori fisika, relativitas umum dan
relativitas khusus. Theori relativitas khusus menggambarkan perilaku ruang dan waktu dari
perspektif pengamat yang bergerak relatif terhadap satu sama lain, dan fenomena terkait. Artikel ini hanya dibahas theori relativitas Khusus dan Efek yg disebut dilatasi waktu (dari bahasa
Latin: dilatare “tersebar”, “delay”)
Einstein merumuskan teorinya dalam sebuah persamaan berikut;
t’ = waktu benda bergerak
t = waktu benda diam
v = kecepatan benda
c = kecepatan cahaya (3×108 m/s)
Diterangkan bahwa perbandingan nilai kecepatan suatu benda dengan kecepatan cahaya, akan
berpengaruh pada keadaan benda tersebut. Semakin dekat nilai kecepatan suatu benda (v)
dengan kecepatan cahaya (c), semakin besar pula efek yang dialaminya (t’): perlambatan waktu
Hingga ketika kecepatan benda menyamai kecepatan cahaya (v-c), benda itu pun sampai pada
satu keadaan nol. Demikian, namun jika kecepatan benda dapat melampaui kecepatan cahaya
(V6), keadaan pun berubah. Efek yang dialami bukan lagi perlambatan waktu, namun sebaliknya
waktu menjadi mundur (-t).
Pembuktian teori relativitas.
Studi tentang sinar kosmis merupakan satu pembuktian teori ini. Didapati bahwa di antara
partikel-partikel yang dihasilkan dari persingungan partike-partikel sinar kosmis yang utama
dengan inti-inti atom Nitrogen dan Oksigen di lapisan Atmosfer atas, jauh ribuan meter di atas
permukaan bumi, yaitu partikel Mu Meson (Muon), itu dapat mencapai permukaan bumi. Padahal
partikel Muon ini mempunyai paruh waktu (half-life) sebesar dua mikro detik yang artinya dalam
dua perjuta detik, setengah dari massa Muon tersebut akan meleleh menjadi elektron. Dan dalam
jangka waktu dua perjuta detik, satu partikel yang bergerak dengan kecepatan cahaya (£ 300.000
km/at) sekalipun paling-paling hanya dapat mencapai jarak 600 m. padahal jarak ketinggian
“Atmosfer di mana Muon terbentuk, dari permukaan bumi, adalah 20.000 m yang mana dengan
kecepatan cahaya hanya dapat dicapai dalam jangka minimal 66 mikro-detik. Lalu, bagaimana
Muon dapat melewati kemustahilan itu? Ternyata, selama bergerak dengan kecepatannya yang
tinggi—mendekati kecepatan cahaya, partikel Muon mengalami efek sebagaimana diterangkan
teori Relativitas, yaitu perlambatan waktu
Pembuktian selanjutnya terjadi pada tahun 1971, perbedaan waktu (time dilation) di twin paradox
teori tersebut telah dibuktikan melalui “Hafele-Keating-Experiment” dengan menggunakan 2
buah jam yang berketepatan tinggi (High precision Cesium Atom clocks) yang di set awal pada
waktu yang sama.
Experiment tersebut menghasilkan perbedaan waktu pada kedua jam tersebut, antara jam yang
diletakkan di pesawat Intercontinental yang bergerak terbang kearah timur / barat dengan jam
referensi yang diletakkan di U.S. Naval Observatory di Washington, waktu jam di pesawat
berkurang/bertambah tergantung dari arah penerbangan
Relativ terhadap jam di Naval Observatory, jam dipesawat berkurang waktu 594/-10 nanoseconds
dalam penerbangan ketimur, dan mengalami pertambahan waktu 273-/-7 nanosecond pada
penerbangan ke barat. Hasil empiris tersebut membuktikan theori twin paradox dalam tingkatan
jam macroskopik.
Dengan adanya pembuktian pembukatian tersebut, berarti Albert Einstein dengan teori
relativitasnya secara langsung atau tidak langsung telah membuktikan bahwa kisah Al Auran
tentang kisah “perjalanan Rasulullah SAW kelangit ketujuh dan kembali dalam satu malam”
adalah benar. Terutama dalam segi dimensi WAKTU, dalam perhitungannya memungkinkan.
Pertanyaan selanjutnya bagaimana dengan Nabi Isa AS, ummat Islam mempercayai bahwa Nabi
Isa, yang diakui sebagai Yesus oleh penganut Kristen, memang tidak dibunuh oleh orang-orang
yang mengejarnya ketika itu. Bahkan beliau belum wafat. Nabi Isa akan kembali diakhir jaman,
Apakah Nabi Isa juga mengalami perjalanan dan dilatasi waktu serupa? Wallahu ‘alam bish
shawwab.
Dalam teori fisika mekanika kuantum, sebuah partikel jika di percepat dapat berubah menjadi cahaya begitu juga sebaliknya cahaya dapat berubah menjadi partikel.